Minggu, 24 Oktober 2010

Muridku

Glitter Words
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]

Kalau ngajar di kelas ada murid yang bandel, rasanya gemes banget. Kadang-kadang saking keselnya pernah kepikiran "Biarin aja deh, anak orang ini". Tapi sering kali di hati bilang hal sebaliknya, 'Dia itu murid lo, ya dah jadi tugas lo untuk buat dia jadi lebih baik'

Kadang suka nggak ngerti deh sama anak-anak kaya gitu, jadi orang yang nurut aja kok susah amat. Kalau dijelasin bukannya dengerin tapi malah ngobrol, kalau ada PR boro2 dikerjain bukunya aja salah melulu. Ada soal susah sedikit, bukannya semangat berkobar gimana caranya menaklukan soal eh...malah mengkeret duluan kaya prajurit yang mati sebelum maju perang.

Seringkali ngelus dada menghadapi anak2 kaya gini. Sampai suatu kali.......ada seorang temen yang ngasih tugas menulis tentang 'Pergaulanmu' di masyarakat, rumah, dan gereja.
Kebetulan temenku ini termasuk guru yang dipercayai murid2, nah temenku ini berbaik hati meminjamkan beberapa tulisan yang 'istimewa' dari murid2.

Setelah terima kertas, barulah aku tau tulisan-tulisan 'istimewa' itu dari murid-muridku yang istimewa juga, yang sering buat aku mengelus dada.
Apa yah...kata yang tepat untuk menggambarkan perasaanku ketika baca tulisan mereka. Astaga...Ya Ampun....mungkin OMG!!!! kali ya......................(sama aja ya...????)
Anak-anak 'istimewa' ini rata-rata punya cerita keluarga yang parah, bahkan lebih parah dari sinetron Indonesia. (Orang lemah yang terus-menerus ditindas dan susah banget jadi orang beruntung, atau cerdas, atau orang bebas, apalagi orang bahagia).
Seandainya aku ada di posisi mereka, belum tentu aku masih bisa berdiri tegak dan pergi ke sekolah untuk belajar. Belum tentu aku bisa bertahan untuk tetap tersenyum dan tertawa dengan temen-temen. Sedih banget, menyadari ada orang yang harus mengalami kehidupan keluarga yang luar biasa menyedihkan disekitarku. Bahkan jadi muridku.....
Mereka bersikap seperti itu karena lingkungannya....Memang bener 'melihat orang nggak boleh dari luarnya aja'. Ketika melihat lebih dalam kita jadi sadar dan bisa melihat sisi lain di dalam diri mereka.

Sejak itu aku berpikir, seandainya di rumah aja mereka diperlakukan nggak baik oleh keluarganya. Diacuhkan, diomel-omelin terus, masa disekolah guru-gurunya melakukan hal yang sama. Bisa-bisa dunia terasa seperti di neraka. Kasihan banget siy hidupnya...
Aku berharap seandainya dia nggak merasa rumah seperti rumahnya, nggak merasa keluarga seperti keluarganya, semoga sekolah, guru, dan teman-teman bisa menggantikannya. Mungkin lebih tepat 'sedikit menggantikan' sehingga dia bisa merasa nyaman di suatu tempat (=sekolah) bukan di tempat lain yang bisa buat mereka jadi tambah terpuruk.

Semenjak sikapku berubah, mereka kelihatan kooperatif bahkan beberapa menghasilkan nilai yang tambah baik (hore...hore...). Tapi nggak seperti sulap yang 'abrakadabra' langsung berubah. Sesekali mereka tetap kehilangan fokus. Apapun aku seneng mereka jadi lebih nyaman dalam jam pelajaranku. Tambah terharu waktu mereka lulus, salah satunya bercita-cita pengen jadi guru (cowok).

Tahun ini, aku ketemu dengan murid-murid yang serupa. Aku berusaha untuk menerapkan apa yang pernah aku alami tahun-tahun lalu. But....OMG yang tahun ini nggak sukses....
Mereka kenapa ya....kok bisa parah banget bahkan lebih parah dari kakak alumninya dulu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar