Sabtu, 22 Mei 2010

Cara Mengatasi Biang Keringet

Biang keringat atau keringet buntet disebabkan karena penyumbatan pada saluran kelenjar keringat. Biang keringat biasanya ditandai dengan kulit yang kemerahan disertai rasa gatal yang menusuk-nusuk terutama saat produksi keringat berlebih.
Berikut ini beberapa tips mengatasi biang keringat yang sudah pernah aku praktekan (sumbernya dari pengalaman teman-teman juga):
- jangan mandiin si kecil pakai sabun yang keras, kalau bisa mandinya nggak usah pake sabun
- mandiin si kecil pake pk (air yang ungu-ungu itu), ini bisa bikin biang keringat jadi kering dan nanti mengelupas sebagai kulit mati
- jangan malas mengganti baju yang dipake si kecil, apalagi saat kulitnya mulai lembab dan berkeringat
- kalau kulitnya berkeringat, dilap sampai kering baru diberi bedak tabur (sering-sering biar kulitnya tetap kering)
- pake baju yang bahannya adem dan menyerap keringat, ukurannya agak besar biar udara bisa lewat-lewat dikit.
Intinya siy merawat kulit bayi biar selalu bersih.

Jumat, 21 Mei 2010

Dahak pada Bayi & Antibiotik

Dahak di saluran pernapasan sering ditemui pada bayi. Biasanya ditandai dengan suara 'grok-grok' pada saat bayi sedang bernapas atau mengeluarkan suara. Akibat dahak ini, bayi jadi suka batuk. Batuk adalah mekanisme alami tubuh untuk mengeluarkan benda asing yang mengganggu. Meski demikian batuk tidak hanya mengeluarkan dahak dari saluran pernapasan, tapi juga menyebabkan bayi jadi sering muntah.

Anakku pernah kena penyakit yang satu ini, oleh dokter diberi puyer batuk dan antibiotik. Seperti biasa, dokter mengingatkan antibiotiknya harus dihabiskan. Aku malah jadi ragu minumin obat dan antibiotiknya ke si kecil. Apalagi kalau lihat ukuran botol antibiotiknya yang besar. Kasian tubuh si kecil harus menerima antibiotik yang belum tentu diperlukan oleh tubuhnya. Iya, dokter di Indonesia kan terkenal paling mudah meresepkan antibiotik untuk pasiennya meski kadang beberapa penyakit yang di derita pasien nggak memerluka antibiotik untuk penyembuhannya (batuk, pilek, diare).

Seingatku antibiotik itu terdiri dari molekul-molekul berukuran besar yang bisa menambah beban kerja ginjal. Jadi pemakaian berkepanjangan bisa merusak ginjal. Selain itu masih banyak dampak buruk dari penggunaan antibiotik yang kurang tepat, antara lain:
- munculnya kuman yang resisten alias kuman yang canggih yang makin susah untuk dibunuh
- terbunuhnya bakteri baik yang justru diperlukan oleh tubuh seperti yang ada di saluran pencernaan. Ini bisa bikin orang jadi kena diare
- alergi di kemudian hari pada penggunaan di usia dini
- bayi lahir cacat, bila ibu hamil mengkonsumsi antibiotik golongan sulfonamide dan nitrofurantions
Masih banyak lagi dampak lainnya..

Akhirnya si kecil berobat lagi kedokter yang kedua. Kata Pak dokter, dahak pada bayi bisa disebabkan oleh:
- asap rokok
- AC
- debu yang mungkin ada pada boneka yang sering dimainkan oleh si kecil.
Jadi cari penyebabnya terus jauhin deh sumber masalahnya itu. Kemudian si kecil diberi obat Mucos Ambroxol HCl untuk mengencerkan dahaknya. Syukurlah 2-3 hari kemudian si kecil sembuh.